10 Langkah Penjualan Sukses (Ten Steps To Boost Up Your Sales) #7 Handling Objection
Anda sudah melakukan persiapan dan perencanaan matang untuk bertemu
pelanggan. Anda sudah mencari informasi tentang prospek potensial Anda dan
melakukan pendekatan langsung kepada mereka. Anda sudah memastikan kebutuhan
mereka dan sudah yakin telah memberikan solusi yang menarik dan terbaik untuk
mereka. Namun, mereka masih tidak mau membeli produk Anda. Apakah kejadian
tersebut pernah terjadi pada Anda atau kepada tenaga penjual Anda?
Posting kali ini akan membahas langkah ketujuh dari [Sepuluh Langkah Penjualan Sukses], yang dinamakan sebagai Handling
Objection, atau Menangani Penolakan.
Langkah ketujuh adalah sebuah tahap yang waktu terjadinya biasanya
langsung setelah sebuah presentasi selesai. Bahkan ada juga beberapa kasus,
dimana penolakan sudah terjadi sebelum presentasi tersebut dilakukan atau
dijalankan setengah jalan. Alasan prospek mengatakan tidak kepada produk yang
Anda tawarkan bisa jadi karena prospek tersebut ternyata belum membutuhkan produk
Anda. Atau, bisa juga prospek tersebut masih mencari pembanding produk Anda
dengan produk dari para kompetitor, sehingga prospek memilih untuk menahan diri
dan menolak produk Anda.
Bagaimana kita seharusnya
bersikap saat menghadapi kata ‘TIDAK’ dari para prospek, adalah pertanyaan yang
patut untuk dicamkan. Bagi penjual, kata ‘TIDAK’ itu sendiri seharusnya lebih dipandang
sebagai sebuah penundaan daripada penolakan. Hal itu disebabkan, bahwa kata
‘TIDAK’ bagi pembeli merupakan tanda bahwa mereka tidak memiliki cukup
informasi untuk mengatakan ‘YA!’.
Tidak semua calon pelanggan mau mengungkapkan alasan penolakan yang
sebenarnya, karena mungkin saja mereka tidak ingin menyinggung, malu, atau
takut mengungkapkan alasan sebenarnya pada Anda. Hampir 90% dari calon
pelanggan yang mengatakan, “Saya pikir-pikir dulu”, sebenarnya menyimpan alasan
penolakan yang lain. Anda bisa saja menjawab keberatan calon pelanggan dengan sempurna,
tetapi jika itu bukan merupakan alasan yang sebenarnya maka penjualan tetap
tidak akan berhasil.
Ciri-ciri sebuah penolakan sebenarnya bisa dibaca dari bahasa tubuh (body language) prospek / pelanggan kita. Misalnya saja, mereka
berulang kali melihat ke arah jam tangan, melihat-lihat benda lain di
sekitarnya, dan sebagainya. Jika itu terjadi, maka berhentilah berbicara dan
dengarkan penolakan dari mereka. Pahamilah lebih dalam, tiap pelanggan memiliki
karakter yang unik. Adakalanya mereka masih tetap tergolong potensial meski
menunjukkan bahasa tubuh tersebut.
Terdapat tiga tahap untuk dapat menggali alasan penolakan dari prospek: Dengarkan --> Kualifikasi --> Konfirmasi. Pada tahap pertama,
dengarkan baik-baik penolakan yang diberikan, apakah itu alasan yang sebenarnya
atau bukan. Tahap kedua adalah dengan memastikan, apakah ada alasan-alasan lain
selain alasan pertama sebelumnya. Tahap ketiga adalah memastikan ulang
alasan-asalan yang sebenarnya dengan menyebutkannya kembali semua alasan
tersebut secara langsung.
Untuk itulah beberapa jenis pertanyaan yang dapat memancing alasan yang
sebenarnya perlu dipelajari, dikembangkan, dilatih atau disimulasikan, dan
disempurnakan. Dan untuk membalas alasan-alasan penolakan yang sebenarnya itu,
terdapat tiga teknik yang bisa digunakan: Teknik
Pembalik, Teknik Penawar, dan Teknik
Pembanding. Misalnya saja, untuk keberatan yang muncul karena kesalahan
pelayanan Anda di masa lalu, Anda harus menggunakan teknik penawar dan bukan
teknik lainnya.
Anda bisa mendapatkan pemahaman lebih jauh lagi tentang ketiga tahap
penggalian alasan dan ketiga teknik tersebut dengan menghubungi Cendekia
Management Center ini. Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang
Manufaktur, Trading, dan Jasa, Fasilitator akan memberikan Training, Coaching,
dan Sharing
aplikasi bisnis industri dan membantu anda menemukan jawabannya secara lebih
mendalam, aplikatif, dan efektif.
Komentar
Posting Komentar