10 Langkah Penjualan Sukses (Ten Steps To Boost Up Your Sales) #9 Closing + #10 Follow-Up & After-Sales Service
Anda sudah melakukan presentasi yang baik, berhasil menangani
keberatan-keberatan yang muncul, dan melakukan sebuah kesepakatan yang ideal
dan saling menguntungkan setelah bernegosiasi dengan pihak prospek atau
pelanggan. Posting blog kali ini akan
memberikan gambaran secara umum, langkah kesembilan dari [Sepuluh Langkah Penjualan Sukses], yang dinamakan sebagai Closing, sebagai salah satu langkah yang sangat
menentukan berhasil tidaknya penjualan di saat-saat terakhir. Dan setelah
itu, akan dijelaskan sekaligus langkah kesepuluh yang bernama Follow-Up
& After-Sales Service.
***********************
Tahap Closing, atau yang disebut sebagai tahap Penutupan Penjualan,
pada dasarnya menuntut para tenaga penjual untuk dapat membaca situasi yang
tepat untuk benar-benar mengamankan kata DEAL. Tenaga penjual selayaknya siap
untuk segera menutup proses penjualan, jika pelanggan sudah siap untuk membeli.
Dengarkan dan perhatikan buying signal
dari mereka. Hal itu bisa diketahui jika mengamati tanda-tanda verbal dan non-verbal yang mereka tunjukkan.
Dengan kata lain, gabungan antara Timing yang tepat dari penjual dan Emotions
yang positif dari pembeli akan menghasilkan peluang yang tepat untuk segera
mengatakan kata DEAL. Emotions yang
positif dapat dicapai jika tenaga penjual memiliki antusiasme saat berhadapan dengan prospek atau pelanggannya.
Tanda-tanda verbal tergolong paling mudah untuk dikenali. Tanda-tanda
ini bisa dibagi ke dalam tiga kategori: Pertanyaan,
Pengakuan, dan Persyaratan. Anda bisa mencoba melakukan penutupan penjualan
ketika pelanggan mengajukan pertanyaan seperti: “Garansi seperti apa yang Anda tawarkan?” atau semacamnya. Lalu,
semisal prospek atau pelanggan berkata seperti: “Saya suka dengan manfaat yang Anda sebutkan tadi”, maka itu bisa
dianggap sebagai tanda verbal yang positif. Namun, kadangkala pelanggan
menggarisbawahi sebuah kondisi yang harus dipenuhi agar ia mau membeli produk
Anda, misalnya: “Pengirimannya harus sore
ini juga!”
Sedangkan tanda-tanda non-verbal relatif lebih susah untuk dibaca
daripada tanda-tanda verbal. Contohnya: mata pelanggan melebar dengan rasa
ketertarikan yang jelas terpancar dari wajahnya, menganggukkan kepala tanda
setuju, bergerak maju dan terlihat serius mendengarkan, dan lain sebagainya.
Ada beberapa teknik penutupan penjualan yang bisa dipelajari. Misalnya
saja dengan cara Trial, dimana tenaga penjual mendorong dan menguji dengan
menggunakan pertanyaan. Ada juga teknik yang disebut Summary of Benefits, yang
menekankan manfaat produk bagi pelanggan sekali lagi secara gamblang. Masih ada
teknik Direct Appeal, dimana tenaga penjual langsung melakukan aksi
pengisian form pesanan langsung sesuai dengan pesan lisan dari pembeli, dan
masih banyak lagi teknik yang lainnya.
***********************
Tahap terakhir ini merupakan tahap yang tidak kalah pentingnya, namun
sayangnya sering dilupakan bahkan diabaikan oleh banyak tenaga penjual. Pada
dasarnya, kegiatan Follow-Up dan After-Sales Service berhubungan erat
dengan usaha untuk ‘merawat’ para pelanggan agar mereka tetap setia dan
diharapkan melakukan repeat order
atau pembelian di lain waktu. Repeat order dari para
pelanggan pun diharapkan bisa berupa cross-selling maupun up-selling
dalam jangka waktu yang panjang.
Untuk bisa repeat order seperti itulah, para pelanggan harus dibuat
senang karena melakukan DEAL dengan kita, misalnya saja bisa dengan melakukan
pengiriman yang tepat waktu dan tanpa kerusakan selama pengiriman, sekaligus
melakukan instalasi alat-alat berat di tempat klien yang memesan, dan
lain-lain. Para tenaga penjual dapat diberikan pelatihan dan manual mengenai
bagaimana caranya melaksanakan program after-sales service yang sistemnya
(mungkin saja) sudah disiapkan oleh perusahaan.
Istilah ‘merawat’ itu sendiri tidak terbatas pada “Yang penting pelanggan senang!”, namun juga menjaga agar track record pembayaran, pengelolaan,
dan evaluasi piutang penjualan para tenaga penjual tetap bagus dan lancar. Cara
mengelola piutang penjualan yang baik terdiri dari beberapa langkah, sebagai
berikut:
Step 1 = Mencatat transaksi penjualan dengan benar.
Step 2 = Membuat strategi pengelolaan piutang penjualan.
Step 3 = Melakukan audit lapangan.
Step 4 = Mengelola piutang penjualan yang bermasalah.
Step 5 = Bersiap dengan shock
teraphy.
Step 6 = Mencegah piutang agar tidak menjadi bad debt.
Seperti apakah penjelasan lebih rinci mengenai keenam langkah follow-up tersebut? Anda bisa mendapatkan jawabannya dengan menghubungi Cendekia Management Center ini. Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang Manufaktur, Trading, dan Jasa, Fasilitator akan memberikan Training, Coaching, dan Sharing aplikasi bisnis industri dan membantu anda menemukan jawabannya secara lebih mendalam, aplikatif, dan efektif.
Seperti apakah penjelasan lebih rinci mengenai keenam langkah follow-up tersebut? Anda bisa mendapatkan jawabannya dengan menghubungi Cendekia Management Center ini. Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang Manufaktur, Trading, dan Jasa, Fasilitator akan memberikan Training, Coaching, dan Sharing aplikasi bisnis industri dan membantu anda menemukan jawabannya secara lebih mendalam, aplikatif, dan efektif.
-------------------------------------
Komentar
Posting Komentar